GRAND
DISAIN PENDIDIKAN HINDU KEDEPAN
Oleh
I
Made Adi Surya Pradnya
Pendidikan
merupakan hal terpenting
dalam kemajuan peradaban manusia, pendidikan yang baik akan mempengaruhi
karakter masyarakatnya, begitu pula sebaliknya. Agama Hindu merupakan agama
yang telah ada sejak dulu dan memiliki bentuk pendidikan dalam penyampaian
ajaran kehinduan dengan sistim aguron-guron, termasuk zaman itihasa (ramayana
dan mahabharata) dan purana. Pendidikan Hindu tidak saja terbatas pada ajaran apara widya tetapi
juga para widya,
sehingga perpaduan kedua ajaran tersebut melahirkanlah kecerdasan jasmani dan
rohani. Kecerdasan jasmani tanpa diikuti kecerdasan rohani menyebabkan awidya,
akibatnya ilmu yang dimiliki tidak berguna bagi kehidupan masyarakat.
Perkembangan pendidikan Hindu di dunia saat ini mengalami
perubahan dalam format
pendidikan yang lebih modern dan berlandaskan hukum yang berlaku disuatu
negara, termasuk Indonesia. Bahkan Undang-Undang melindungi serta mengatur
pendidikan di Indonesia, termasuk pula pendidikan agama. Di Indonesia perguruan
tinggi negeri berbasis Hindu telah ada berjumlah 3 (tiga) dan itupun berbentuk Sekolah Tinggi dan
Institut, seperti STAHN Tampung Penyang Palangkaraya, STAHN Gde Puja Mataram
dan Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, sehingga grand disain pendidikan perguruan
tinggi Hindu
kedepanya mesti berbentuk universitas negeri, karena dengan universitas mampu mengembangkan pendidikan ajaran Agama Hindu yang
universal dalam bentuk fakultas, sekurang-kurangnya 4
golongan Fakultas seperti
Ilmu
Agama/Kerohanian, Ilmu Kebudayaan, IlmuSosial, Ilmu Eksakta dan Teknik. Dengan demikian output dari universitas dapat diterima
dalam bentuk pekerjaan sesuai disiplin keilmuan yang dipilih, tentunya dengan
basic Hindu. Disamping itu tujuan dari perguruan tinggi dapat
dikembangkan, termasuk pula Tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Perkembangan dalam pendidikan telah
disebutkan jika Hindu memiliki universitas negeri, maka minimal empat fakultas
dari berbagai golongan dapat dimasukan, sehingga secara otomatis bentuk-bentuk pendidikan
dalam ajaran Hindu yang selama ini belum populer dapat diimplementasikan dengan
kombinasi pendidikan barat maupun umum. Outputnya pun akan menjadi
multidisipliner yang memperkaya keilmuan Hindu.
Bidang penelitian, maka mahasiswa tidak akan monoton
meneliti permasalahan tattwa, susila dan upacara saja dalam kerangka hindu
seperti STAHN dan IHDN saat ini, melainkan dapat meneliti keilmuan yang lain
sesuai fakultas yang dimiliki, seperti kedokteran misalnya, sehingga akan
memperkaya refrensi keilmuan Hindu, sebab Hindu khususnya di Indonesia hanya
memiliki beberapa peneliti yang konsen dalam meneliti, itupun hanya meneliti
khusus pada tiga kerangka dasar agama Hindu. Padahal hindu membutuhkan banyak
ilmuan untuk mengembangkan, menemukan dan membuktikan kebenaran ajaran Hindu
dalam kehidupan masyarakat saat ini melalui penelitian.
Bidang Pengabdian masyarakat, kemajuan
pendidikan tinggi berbentuk universitas negeri akan lebih memberikan kontribusi
akademis maupun praktis kepada masyarakat, sehingga pemikiran maupun ide-ide
dapat langsung dirasakan masyarakat terlebih dengan adanya multidipliner
keilmuan yang dimiliki, maka pengabdian masyarakat dapat dikombinasikan dalam
kolaborasi keilmuan, ketika umat memerlukan pengabdian, maka kegiatan sosial
bisa dilakukan dengan bersama-sama, hal ini bisa dilakukan setiap caturwulan
oleh beberapa fakultas maupun rektorat, disamping sebagai lembaga konsultasi
masalah masyarakat yang dibuka setiap harinya.
Universitas negeri Hindu akan dapat memberikan kontribusi
yang luas untuk kemajuan ajaran Hindu kedepanya, bahkan wacana untuk membentuk
Hindu center, pasti akan terealisasikan, karena pemikir maupun intelektual
Hindu dapat memberikan ide-idenya dalam dunia akademis yang hasilnya dapat
dinikmati langsung oleh umat Hindu di Indonesia maupun internasional. Oleh
karena itu adanya Universitas Negeri Hindu juga menjadi payung untuk membentuk
sekolah-sekolah yang berbasis Hindu dan Bali dapat dipergunakan sebagai pilot project
yang tentunya akan dikembangkan didaerah lain, sehingga dalam satu wilayah
propinsi minimal memiliki TK, SD, SLTP dan SMA berbasis Hindu.
Lembaga tinggi Hindu (PHDI) dapat pula berafiliasi dengan
Universitas Negeri Hindu, untuk mengembangkan pola pembinaan umat Hindu yang
lebih cerdas, termasuk pula mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi PHDI
selama ini, konsep bhisama yang dikeluarkan PHDI untuk menjaga stabilitas
kehidupan manusia dapat diproses dengan kajian-kajian akademis sebelum
disampaikan kepada umat serta bentuk penggalian dana yang efektif bagi lembaga
tinggi Hindu dan umat Hindu. Disamping itu dengan afiliasi bersama Universitas
Negeri Hindu, maka PHDI memiliki pusat tafsir weda yang sesuai dengan maksud
dari weda tersebut, sebab selama ini weda ditafsikan dengan multi tafsir,
akibatnya umat menjadi kebingungan dalam memahami weda. Meskipun
saat ini PHDI memiliki asset perguruan tinggi seperti Universitas Hindu
Indonesia (UNHI) tetap harus dikembangkan perguruan tinggi berbentuk
universitas negeri, karena dengan universitas negeri, maka seluruh pembiayaan
akan disubsidi oleh negara, dana untuk pendidikan hindu semakin besar, biaya
pendidikan mahasiswa tidak begitu mahal, bahkan dibantu beasiswa, begitu pula
tenaga pengajar dibiayai oleh negara, sehingga dapat focus mengelola sebuah
perguruan tinggi, tentunya berguna untuk kemajuan pendidikan hindu kedepanya,
meskipun UNHI batal untuk dinegerikan, bukan berarti Hindu tidak memiliki alternatif
untuk terbentuknya universitas negeri, melainkan IHDN Denpasar yang berbentuk
institut negeri selangkah lagi dapat dijadikan universitas negeri, asalkan
seluruh komponen berusaha memberikan dukungan untuk menjadikan IHDN Denpasar
menjadi universitas negeri.
Langkah-langkah
untuk menjadikan IHDN Denpasar menjadi universitas negeri, pertama sangat
dibutuhkan komitmen dan menurut Imron (2002) intervensi dari pemerintah sangat
diperlukan, sebab sangat mustahil perguruan tinggi negeri dapat terwujud
apabila pemerintahnya tidak memberikan dukungan dan motivasi serta misi untuk mengembangkan
IHDN menjadi universitas negeri, tentunya peran Dirjen Bimas Hindu dalam
membesarkan pendidikan Hindu berbentuk universitas negeri sangat diperlukan
sebagai langkah awal kemajuan pendidikan tinggi Hindu. Grand disain ini harus
direalisasikan untuk menciptakan Sumber Daya manusia yang siap bersaing dalam
dunia internasional, karena perguruan tinggi negeri agama penyelenggaranya
adalah menteri agama, maka dirjen bimas hindu beserta rektor IHDN Denpasar bersinergi
untuk menyiapkan langkah kedepan dalam persiapan menjadikan IHDN menjadi
universitas negeri, tentunya niat baik dari semua pihak terutamanya pemerintah,
tanpa melihat kepentingan perseorangan atau kelompok untuk kebulatan tekad
menjadikan IHDN sebagai univeristas negeri Hindu pasti terealisasi.
Kesiapan
untuk menjadikan IHDN Denpasar menjadi universitas negeri, perlu didukung pula
oleh pemerintah daerah maupun para stakeholder, termasuk pula media dalam mempersiapkan
sumber daya manusia khususnya para pengajar serta luas tanah, gedung perkuliahan,
publikasi dan fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan peningkatan
status menjadi universitas negeri. Kesempatan dan peluang ini, mesti segera
direalisasikan, tentunya menjadi sebuah karya yang monumental apabila
pemerintah komitmen untuk membesarkan perguruan tinggi negeri Hindu dan
dikenang oleh seluruh umat Hindu di Indonesia maupun internasional, serta
menjadi sejarah yang dicatat sebagai perintis, penggagas, pendukung dan pendiri
universitas negeri Hindu pertama di Indonesia.
Penulis, Mahasiswa Prog. Doktor IHDN Denpasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar