Hari Raya
Saraswati
Oleh :
I Komang
Karbawa
Om
Swastyastu,
Kepada ide Jro Mangku yang saya sucikan, kepada bapak ibu yang saya
hormati hormati. Atas ware krtha
warenugrane ida Sang Hyang Widi Wada, kita dapat berkumpul bersama-sama
dalam keadaaan sehat, dalam kesempatan baik ini saya akan ber darmawacana degan
tema perayaan hari Raya Saraswati.
Para bakta yang berbagagia, seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa setiap enam bulan sekali, umat Hindu khususnya di Bali merayakan hari raya Saraswathi. Salah satu hari suci ini,. Perayaan Saraswathi di Bali begitu semarak terlebih di sekolah-sekolah dan instansi pemerintahan, kompak menjadikan hari raya saraswathi sebagai hari fakultatif (hari libur kegiatan belajar-mengajar). Hampir di setiap sekolah dan rumah umat Hindu di Bali, diadakan upacara khusus terhadap buku-buku, lontar dan kitab-kitab suci sebagai pemaknaan terhadap turunnya wahyu pengetahuan suci Weda oleh Sang pencipta kepada para Maharsi Hindu di India. Pengetahuan akan Weda ini diturunkan dan diterima melalui pendengaran bathin tingkat tinggi dan Siddhi/wahyu.
Hari Saraswati yang jatuh pada hari Sabtu
(Saniscara) Umanis wuku Watugunung, dirayakan sebagai hari pawedalan Hyang Aji
Saraswati, hari turunnya ilmu pengetahuan suci. Perayaan ini dilaksanakan
sebagai ungkapan puji syukur dan puja kepadanya-Nya atas diturunkannya ilmu
pengetahuan suci bagi umat manusia; disamping memohon kelanggengan ilmu
pengetahuan dan dapat berjaya di bidang Iptek. Pada malam harinya, dilaksanakan
"sambang samadhi" dan pembacaan lontar, pustaka, kitab-kitab suci
dengan harapan dapat menemukan Saraswati di dalam diri.
Ilmu
pengetahuan merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan tarap hidup manusia.
Betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi manusia sehingga di dalam ajaran
Agama Hindu diabadikan dalam bentuk simbolis Dewi Sarasvati. Sarasvati adalah
sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Sarasvati
berasal dari kata “saras” dan “vati”.
Saras memiliki arti mata
air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir. Sedangkan kata vati
berarti memiliki. Dengan demikian Sarasvati berarti sesuatu yang memiliki atau
mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus.
Berkaca dari sejarah turunnya ilmu pengetahuan ini, sudah
seyogyanya, segenap genrasi muda Hindu di Bali, memaknainya dengan lebih
meningkatkan pengetahuan diri terhadap berbagai bidang pelajaran yang
diikutinya. Perayaan Saraswathi hendaknya tidak berhenti pada ritualitas
belaka, namun sudah barang tentu, harus diikuti dengan praktek nyata
peningkatan kemampuan sang diri/masing-masing individu pada bidang ilmunya
masing-masing.
Kenapa Ilmu Pengetahuan dilambangkan dengan wanita cantik?
Ilmu pengetahuan diibaratkan demikian karena memang menarik umat manusia untuk
mendekat, mempelajarinya. Dewi Saraswathi sejatinya adalah “Sakti” dari Dewa
Brahma, simbul pencipta alam semesta. Secara filosofis, segala macam bentuk
penciptaan semuanya bersumber pada ilmu pengetahuan. Dengan dilambangkan dengan
kecantikan diharapkan umat manusia yang masih diliputi awidya, atau
kegelapan, mampu melepaskan diri untuk bangkit mencapai pencerahan dan
penerangan lahir dan bathin.
Penampilan dewi
yang cantik dengan busana putih bersih berkilauan, melambangkan ilmu
pengetahuuan itu sangat mulia, selalu menarik untuk dipelajari oleh siapapun.
Alat musik gitar (wina) melambangkan unsur mutlak ilmu pengetahuan
berasal dari hukum alam yang tercipta melalui melodi alami dan citarasa seni
Sang Pencipta. Kitab suci (kropak) melambangkan tempat tertuangnya
berbagai petunjuk ajaran suci sebagai sumber ilmu pengetahuan material maupun
spiritual. Genitri (aksamala/tasbih) melambangkan ilmu pengetahuan
bersifat kekal, tidak terbatas, tidak akan ada akhirnya dan habis-habisnya
untuk dipelajari. Bunga Teratai, melambangkan kesucian ilmu pengetahuan yang
murni, tidak tercela. Burung Merak, melambangkan sifat ilmu pengetahuan itu
memberikan suatu kewibawaan bagi yang telah memahami dan menguasainya. Angsa
putih, melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat memberikan petunjuk untuk
bersikap bijaksana dalam membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Dalam kekawin Saraswati bait paling
terahir di sebutkan:
Apan kita ka wekasin
karajani dewi
Ahim kita sih
anuraga paweka dewi
Apan kita gunawan
panewakan in dewi
Kita pemastu winuwus
kita wasta dewi,
Artinya:
Beliau Sang Hayng
Aji Saraswati yang menganugrahkan semua ilmu Pengetahuan.
Beliau yang
memberikan kesejahtraan dan kebahagian
Beliau yang paling utama,
Beliau yang
menciptakan semua yang ada
Makna dari Perayaan Hari
Saraswati :
1. Kita harus bersyukur kepada
Tuhan atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan
kecerdasan kepada kita semua.
2. Dengan vidya kita harus
terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebenaran sejati
(sat) dan kebahagiaan abadi.
3. Selama ini secara spiritual
kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan
avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk
melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita
adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.
4. Kita belajar dan angsa untuk
menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan
makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah
orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang
walaupun hidupnya di hutan.
Para bakta yang berbahagia. Dewasa
ini, perkembangan ilmu pengetahuan begitu pesatnya. Kalau zaman dulu kita
mengenal Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, dan lain-lain, saat ini pun
demikian, tengok saja perkembangan teknologi nuklir, komputer yang semakin
canggih. Nama-nama seperti Bill Gates, penemu Microsoft, BJ Habibie – perintis
pesawat terbang di Indonesia, merupakan salah satu contoh betapa dari ketekunan
mereka mempelajari ilmu pengetahuan akan berdampak sangat besar bagi kehidupan
umat manusia. Disisi lain, harus diakui, perkembangan ilmu pengetahuan yang
demikian pesat, juga telah banyak menimbulkan efek-efek negatif. Seperti
contoh, perlombaan senjata nuklir, perang dingin, cyber crime, video porno, HP
porno dan lain-lainnya telah membuat kita berfikir, apakah ilmu pengetahuan itu
salah? Jawabannya tentu tidak, yang salah adalah individu-individu yang mempraktekkan
ilmu pengetahuan. Sama halnya dengan ilmu kesaktian/ Leak di Bali. Sesungguhnya
tidak ada ilmu hitam ataupun putih namun orangnya lah yang membuat dia berubah
warna. Mau hitam atau putih, tergantung orangnya.
Besoknya pada hari Radite (Minggu) Paing wuku Sinta
di-langsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata Banyu Pinaruh artinya
air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni menghaturkan laban
nasi pradnyam dan air kumkuman. Hari redite paing wuku sita/banyu pinaruh
merupakan hari pembersihan diri sebelum mempejari ilmu pengetahuan.
Dalam lontar silakrama halaman
90 di sebtutkan:
Abdhir Gatrani suddhayanti,
Manah satyena sudhayanti,
Widyatapobhyam bhrtatma,
Buddhir Jnannena sudhayanti.
Artinya :
Tubuh dibersihkan dengan air,
pikiran di bersihkan dengan kejujuran,
Roh/atman di bersihkan dengan ilmu dan tapa,
akal di bersikan dengan kebikaksanaan.
Hendaknya perayaan saraswati yang tepatnya nanti jatuh pada
tanggal 19 Nopember 2011 ini, dipakai sebagai media perenungan terhadap hakekat
sang diri, dalam memaknai ilmu pengetahuan itu sendiri. Proses penggalian
pengetahuan itu hendaknya dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.
Niscaya, temuan-temuan baru yang berguna bagi kehidupan umat manusia, seperti penemuan
obat virus Flu Burung, penangkal virus HIV, atas seizin Tuhan Yang Maha Kuasa
dapat terjadi dalam waktu yang tidak begitu lama.
Selamat
Hari Raya Saraswati, Semoga Pikiran yang baik datang dari segala Penjuru!
Om Shanti,
Shanti, Shanti, Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar