BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN
Oleh :
Ni Komang Nova Ayu Purnami
Om Swastyastu,
Om Anobadrah
Krtavoyantu visvatah,
(Semoga pikiran
yang baik datang dari segala penjuru)
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas berkah dan rahmatnya, saya diperkenankan untuk
menyampaikan dharma wacana yang bertemakan Catur
Marga, Jalan Mencapai Kebahagiaan.
Umat Sedharma yang terkasih,
Catur
Marga adalah salah satu konsep yang diajarkan didalam Veda yang secara umum
berarti empat jalan untuk mendapatkan inti sari kebenaran dan kebahagiaan serta
mencapai Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang dibagi menjadi empat jalan, yakni:
1.
Bhakti Marga adalah usaha untuk
mencapai Jagadhita dan Moksa dengan jalan sujud bhakti kepada Sang
Hyang Widhi Wasa.
2.
Karma Marga berarti jalan atau usaha
untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan melakukan kebajikan,
pelayanan, tugas, persembahan dan amal dengan tiada terikat oleh nafsu hendak mendapatkan kemasyuran, kewibawaan dan
keuntungan - keuntungan lainnya.
3.
Jnana Marga ialah suatu jalan dan
usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan mempergunakan kebijaksanaan
filsafat (Jnana).
4.
Raja Yoga Marga ialah suatu jalan
untuk mencapai Jagadhita dan Moksa melalui pengabdian diri kepada Sang Hyang
Widhi Wasa yaitu yang di dasari oleh asana, yoga, kosentrasi dan meditasi pada
atman untuk merealisasikan Tuhan dalam diri manusia.
Jalan/marga
yang paling sederhana dalam kehidupan saat ini (jaman kali) adalah Bhakti Marga. Disini Tuhan diwujudkan sebagai penguasa
yang sangat penyayang, di ibaratkan sebagai ayah, ibu, kakak, sahabat, tamu dan
sebagainya. Orang yang melaksanakan jalan ini meninginkan kebahagiaan rohani (svasti). Menurut Bhakti Marga, Tuhan
adalah sosok yang dekat, umum, dapat
dengan mudah dicintai dan di dekati dengan berbagai cara yang diyakini, seperti
yang terdapat dalam sloka Bhagavadgita (IV,11), yang bunyinya sebagai berikut:
Ye Yatha mam prapadyante
Tams tathaiva bhajami aham
Mama vartmanuvartante
Manusyah partha sarvasah
Yang
artinya :
Bagaimanapun (jalan) manusia
mendekati-Ku, Aku terima, wahai Arjuna. Manusia mengikuti jalan-Ku pada segala
jalan.
Kemudian
sloka berikutnya, (Bhagavadgita,IX,26) yakni :
Patram puspam phalam toyam
Yo me bhaktya prayacchati
Tad aham bhakty-upahrtam
Asnami prayatatmanah
Yang
artinya :
Siapapun yang dengan sujud bhakti
kepada-Ku mempersembahkan sehelai daun, setangkai bunga, sebiji buah, setetes
air, Aku terima dengan segala bhakti persembahan dari orang yang berhati suci.
Saudara-saudaraku yang berbahagia,
Bhakti
merupakan dasar penbentuk agama. Bhakti adalah jalan termudah dan dapat
dikombinasikan dengan ketiga jalan yang lainnya, pada dasarnya ketiga jalan
yang lain memerlukan adanya Bhakti untuk
membuat jalan tersebut menjadi lebih mudah dan membuat seseorang semakin tegar
dalam menghadapi cobaan yang mungkin muncul dalam menempuh kehidupannya. Dalam
Bhakti tidak ada aturan yang begitu mengikat, intinya adalah adanya rasa bhakti
atau kecintaan pada Sang Hyang Widhi Wasa.
Suatu
kisah tentang Rama seorang Avatara dan raja yang Agung, dengan Sabari, salah
seorang bhaktanya yang termashyur. Sabari adalah seorang wanita kasta rendah
yang ingin sekali memperoleh darsan Rama sang Avatara. Ia tinggal seorang diri
di suatu pertapaan yang terpencil di dalam hutan. Ia mengisi hidupnya untuk
menanti Rama dan berharap sang Avatara akan datang melewati hutan tempat
tinggalnya dan menghampirinya. Setiap hari ia mengumpulkan buah dan akar-akaran
untuk dipersembahkan pada Rama. Pada suatu hari kerinduannya terpenuhi. Rama
benar-benar datang melewati hutan itu. Ketika Rama menikmati buah dan
akar-akaran persembahannya, Sabari menjatuhkan diri dan bersujud di kaki-Nya
dan berkata,” Oh Tuhan, saya hanyalah seorang wanita yang bodoh dan berasal
dari kasta yang rendah. Bagaimana saya dapat memuji Tuhan? Saya tidak tahu
harus berbuat apa dan bagaimana cara melakukannya.” Rama tersenyum dan berkata,
“ Sabari, misi-Ku adalah menjalin hubungan bhakti. Aku tidak mempunyai
pertalian dengan suku bangsa atau kasta. Apakah gunanya memiliki kekayaan,
kedudukan, atau karakter tanpa bhakti kepada Tuhan? Bhakta dapat mencapaiKu
melalui Sembilan jalan, masing-masing jalan itu dapat membawa mereka kepadaKu.”
Sembilan
jalan yang dimaksud (Nava Vida Bhakti) tercantum dalam Bhagavata Purana (VII,
5.23) yaitu :
Sravanam, kirtanam, visnohsmaranam,
Padasevanam, vandanam, arcanam, dasyam,
Sakhyam, atmanivedanam.
Yang
artinya :
Mendengarkan prihal kemuliaan
Tuhan, menyanyikan namaNya, mengingat dan merenungkan kemuliaan Tuhan, memuja
kaki Tuhan, membaca kitab suci, menghormati Tuhan melalui media Arca, mengabdi
kepada Tuhan, mencapai kedekatan dengan Tuhan, pasrah diri kepada Tuhan.
Penjelasannya
sebagai berikut :
1. Sravanam
artinya mendengarkan mengenai nama suci Tuhan, lila rohani-Nya, kemunculan
rohani-Nya ini adalah merupakan awal pelayanan bhakti. Kemunculan dan aktivitas
rohani sangat penting di awali dengan sravanam seperti yang diajarkan oleh Rsi
Narada, ini adalah awal untuk mencapai sad-cid-ananda-vigraha.
2. Kirtanam
adalah memuja Tuhan dengan menyanyikan nama-nama Tuhan atau kidung suci
keagamaan seperti bhajan yang bertujuan memuliakan Tuhan dan menjelaskan
tentang nilai-nilai kemanusiaan. Kidung suci yang dinyanyikan dengan
sungguh-sungguh dan terus menerus akan dapat mengantarkan manusia pada suatu
kehidupan yang bahagia. Dengan kirtanam kita melakukan bhakti guna membuka
pintu Padma Hrdaya untuk menstanakan Tuhan dalam diri. Kirtanam dapat
mengakibatkan atman menguasai budhi, budhi menguasai manah, dan manah menguasai
indria. Dengan kondisi seperti ini, maka orang akan dapat mengendalikan tingkah
lakunya dan menyebabkan nya selalu betusaha berbuat baik. Selanjutnya kirtanam
dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni :
1.
Nista atau melakukan kirtanam secara waikhari
yakni dengan suara yang jelas dan dapat didengar.
2. Madhya
atau melakukan kirtanam secara upamsu
yakni hanya dengan gerak lidah tetapi tanpa suara, artinya tidak dapat
didengar.
3. Utarna
atau melakukan kirtanam secara manasika
yakni diucapkan didalam hati.
3. Smaranam
adalah berbhakti kepada Tuhan dengan jalan selau ingat pada Tuhan dan
manifestasi-Nya. Ini sangat penting dalam menjaga prilaku agar tidak menyimpang
dari jalan dharma. Semakin kuat kita mengingat keberadaan dan
kemahakuasaan-Nya, maka semakin kuat pula getaran kesucian Tuhan mempengaruhi
totalitas diri kita. Dengan semakin kuatnya getaran kesucian yang kita
dapatkan, maka kegiatan kita pun akan menjadi semakin baik, dijauhkan dari
segala halangan dan selalu memperoleh perlindungan-Nya.
4. Vandanam
adalah bentuk bhakti yang dilakukan dengan jalan membaca kitab suci Veda
dan sastra suci. Ini sangat bermanfaat untuk menambah penguasaan dan pemahaman
akan sastra-sastra suci Veda. Vandanam adalah suatu bentuk bhakti yang menjaga
proses terbentuknya struktur alam pikiran yang ideal. Dengan membaca
secara berulang-ulang, baik itu sastra
–sastra agama maupun mitologi agama
dengan penuh rasa bhakti, maka kekuatan
budhi akan semakin terbentuk, sehingga pikirn egoisme pun dapat dikuasai.
5. Padasevanam
merupakan perwujudan bhakti kepada Tuhan dengan menyembah kaki padma Tuhan.
Kaki padma diartikan sebagai kaki yang maha suci milik Tuhan.
6. Dasyam
adalah berbhakti dengan jalan melayani dan mengabdi pada Tuhan Yang Maha Esa
yang pada umumnya lewat pemujaan pada arca dan pelayanan kemanusiaan. Proses
bhakti ini di Bali biasa disebut dengan ngayah.
Ngayah itu merupakan pengabdian yan
penuh keikhlasan, ketetapan hati yang bulat dan kesungguhan serta penuh rasa
bhakti.dengan ngayah atau mengabdi ataupun melayani Tuhan, maka rasa ego atau ahamkara itu ditiadakan atau dikekang
sekuat mungkin. Dengan menghilangkan egoisme, maka orang akan merasa sangat
dekat dengan Tuhan. Sebaliknya, jika egoisme itu tinggi, apalagi jika disertai
dengan keterikatan dengan duniawi dan rasa amarah, maka orang akan menjadi jauh
dengan Tuhan.
7. Arcanam
adalah memuja dan menghormati Tuhan melalui media arca atau pratima. Perlu
dimaklumi bahwa dalam kitab Pratimalaksana menjelaskan bahwa jika seseorang
membuat atau memperbaiki Arca pemujaan kepada Tuhan, maka jiwanya yang murni
akan mendapatkan hidup bagai di Surga lebih dari 100 Yuga. Ini berarti bahwa,
berbhakti kepada Tuhan melalui pembuatan atau pemeliharaan Arca akan memberikan
pahala yang sangat tinggi.
8. Sakhyam
adalah bentuk bhakti kepada Tuhan seperti hubungan bersahabat dekat. Dalam
hubungan ini seseorang tidak perlu canggung lagi, ia dapat mengutarakan semua
isi hatinya kepada Tuhan.
9. Atmanivedanam
adalah bentuk pemujaan yang dilakukan dengan penyrahan diri sepenuhnya kepada
Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ini dilaksankan oleh para bhakta yang murni. Menurut
Svami Sivananda, Atmanivedanam atau penyerahan diri secara total kepada Tuhan
dapat dibagi dalam dua tahap sebagai berikut :
1. Tahap pertama adalah Markata Nyaya
yang merupakan penyerahan diri secara total kepada Tuhan, dengan selalu
berpegang teguh pada keberadaan dan kemahakuasaan-Nya, melalui semua ajaran
yang diturunkan-Nya dalm kitab suci Veda. Penyerahan diri seperti ini hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang atmanya telah sepenuhnya menguasai budhi,
manah, dan indriya. Segala aktivitas manah, budhi dan indriyanya sudah dapat
dkendalikan oleh atman. Penyerahan diri sepenuhnya seperit ini diyakini akan
memberikan keselamatan, sepanjang orang yang bersangkutan berpegang teguh kepada
Tuhan dan ajaran-Nya.
2. Tahap kedua adalah Marjara Nyaya
yaitu merupakan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang sudah sempurna dan
lebih tinggi tingkatanya. Orang yang berbhakti dengan jalan Marjara Nyaya ini
tidak lagi aktif mendekati Tuhan, tetapi Tuhanlah yang sepenuhnya menentukan
bagaimana nasib orang itu yang paling tepat, sesuai dengan tingkatan karma yang
telah dilakukan. Penyerahan diri kepada Tuhan ini janganlah dipandang sebagai
prilaku yang pasif atau hanya menunggu nasib saja, sebab menyerah dan menugu
nasib tidaklah termasuk dalam Atmanivedanam.
Umat Sedharma
yang Budiman,
Bhakti
yang murni segera membawa rasa lega, bebas dari segala jenis kesengsaraan
material. Bhakti Marga adalah pencarian sejati, pencarian sebenarnya terhadap
Tuhan, sebuah pencarian yang berawal dari kasih, berlanjut dengan kasih dan
berakhir dengan kasih. Satu momen kerinduan yang yang mendalam akan kasih Tuhan
yang akan membawa kita pada kebebasan yang abadi. “ Bhakti “ seperti yang
dikatakan oleh Rsi Narada dalam penjelasannya tentang bhakti, “ adalah kasih
mendalam terhadap Tuhan.” Ketika manusia mencapainya, ia akan mengasihi semua,
tidak membenci siapapun, mencapai kedamaian dan mencapai suatu kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan
kesenangan, rasa damai, cinta kasih, kepuasan, kenikmatan dan kegembiraan.
Om
Santih, Santih, Santih Om
mencerahkan..
BalasHapusijin copas pak. suksma